Kamis, 30 Juli 2015

NawaCita Apa Kabarnya Bozzz?

Dari twit @aditmailtweet
    27/07/2015 16:51:19 WIB


Kalau dulu kita dijajah secara fisik, sekarang penjajahnya sudah pintar, menjajah pakai 'otak'.

motif penjajahan sebenarnya jelas, yi; ekonomi. mau itu pakai fisik maupun otak, ujungnya pasti kepentingan ekonomi.

Dalam menentukan kelayakan suatu negara untuk 'dijajah', setidaknya ada 3 hal penting yg dipertimbangkan oleh negara yg akan menjajahnya. adapun 3 hal itu meliputi;
  1. SDA (modal/bahan baku) 
  2. SDM (pemasaran) 
  3. Geografis (distribusi)
Biasanya, dalam 'menjajah' suatu negara, cara yang diutamakan itu pakai otak dulu. Nanti kalau rakyat yg dijajahnya mbalelo, barulah fisik.

Semisal waktu Belanda menjajah Indo. Awalnya mereka itu pakai cara pintar, yaitu VOC. nah, begitu rakyat berontak, barulah pakai fisik.

Menjajah dgn cara fisik (militer) tentu saja dihindari, krn dalam jangka panjang resiko ruginya besar. Perlu dikalkulasi sedetail2nya.

Selain itu, kalau sudah cara fisik, maka si penjajah pun akan kehilangan pangsa pasar di negara yg 'dijajah' ekonominya. nb: Ingat poin no 2

Lalu bagaimana dgn Indonesia saat ini, yg dengar2 katanya masih 'dijajah' ekonominya oleh asing?

Tentu saja kita harus lihat apa kepentingan Asing terkait Indonesia. Tiap negara Asing, bisa jadi sama/ beda kepentingannya.

Ada Asing yg butuh SDA kita. Ada yg butuh SDM kita. Ada yg butuh (letak) Geografis kita. Ironisnya, ada juga yg maruk mau itu semua.

Hingga entah begitu pintarnya Asing atau kitanya yang bego., barang2 mereka yg dihasilkan dari SDA kita yg dikeruk mereka,......dijual ke kita kembali, dan dibayar pakai uang hutang yg kita pinjam dari mereka.

Inilah konsekuensi dari negara yg 'sulit diurus dengan benar', krn tersandera dgn potensinya sendiri. Terlalu banyak kepentingan.

Sebenarnya kita bisa saja bangkit, yaitu dengan mengandalkan poin 2.

Kalau kita bangkit, dengan cara pintar dan kuasai SDA kita kembali, rasa2nya Asing pun akan mikir 2x utk jajah Indonesia secara fisik.

Mengapa? Sebab mereka terlalu bergantung hidup pada kita. Lihat saja betapa bejibunnya barang2 impor negara Asing.

Kita sebagai negara terpadat ke-4 dunia, ditambah gaya hidup hedon masyarakatnya yg gemar produk asing, adalah berkah bagi Asing.

Kalau Indonesia dijajah secara fisik, mungkin mereka bisa dapat SDA dan posisi strategis utk amankan jalur perdagangan mereka. Namun...

Namun hal itu harus dibayar mahal karena mereka kehilangan pangsa pasar potensial yg selama ini jadi andalan mereka.

Toh bagaimana mereka bisa berdagang, bila stabilitas nasional kita terganggu? Negara gak aman, ekonomi mandek. Yg rugi siapa?

oleh karena itulah, mengapa selama ini Indonesia hanya boleh 'dijajah' pakai otak, sebisa mungkin hindari cara fisik.

Adu domba, pemimpin 'boneka', jerat hutang, disintegrasi, kira2 begitulah caranya.